Menghadam entri djk di sini, membuatkan aku kembali merindui Osaka. Dalam proses melupuskan kesedihan, aku pindahkan semula sajak ini ke mari. Seratus-peratus kebarangkalian, aku kira sajak ini pun sudah masuk recycle bin editor media perdana.
/1/
keretapi laju pantas meluncur di antara bukit-bukit hitam
dan rimba batu Osaka tidak pernah kelam
dingin angin menujah melewati jendela
malam itu.
keretapi laju pantas meluncur di antara bukit-bukit hitam
dan rimba batu Osaka tidak pernah kelam
dingin angin menujah melewati jendela
malam itu.
/2/
harapan tertayang ke perasaan
dalam lena tak tidur
engkau di sisi
dan kita berbicara seolah sudah berabad mengenali
kadang dalam diam
wajah hatimu, cuba kuceroboh pandang
sebelum keretapi berlabuh di destinasi.
/3/
Kelopak-kelopak rindu belum terlerai
di gerabak yang berlari
mengheret manis kenangan yang masih tersisa
cenderahati pemberianmu masih tersimpan
tanda pertemuan dengan ukhwah persaudaraan
/4/
sebelum tiba di stesen destinasi
keretapi meneriakkan siren berulang kali
terhimpun pilu, juga persoalan di keliling hati
meninggalkan engkau yang sehari ku kenali
mungkin takkan ketemu lagi.
1.31am
3 September 2009
1 ulasan:
sama sama sesat dalam kota yang serba asing
Catat Ulasan